To all kader Ikhwan Sumut
GSJN (Gerakan Shubuh Ber-Jamaah Nasional) #13 kembali lagi
Kali ini dengan tema: "Bangkit untuk Berjaya, Bersama Membangun untuk Indonesia"
Pemateri: Zuwarbi Wiranda, S.Kom
Pada tanggal
🗓1-2 Oktober 2016, hari Sabtu-Minggu
🕌 Masjid Dakwah USU
yang Insya Allah akan dibarengi dengan mabit+diskusi+GSJN.
So, don't miss it!!
Presented by: FSLDK Sumut
#PuskomdaSU
#FSLDKSumut
#GSJN13
🗓1-2 Oktober 2016, hari Sabtu-Minggu
🕌 Masjid Dakwah USU
yang Insya Allah akan dibarengi dengan mabit+diskusi+GSJN.
So, don't miss it!!
Presented by: FSLDK Sumut
#PuskomdaSU
#FSLDKSumut
#GSJN13
Sehubungan dengan menyambut Awal Tahun Baru Muharam
Ada apa di bulan Muharam?
Lalu bagaimanakah pandangan Islam mengenai awal tahun yang
dimulai dengan bulan Muharram? Ketahuilah bulan Muharram adalah bulan yang
teramat mulia, yang mungkin banyak di antara kita tidak mengetahuinya. Namun
banyak di antara kaum muslimin yang salah kaprah dalam menyambut bulan Muharram
atau awal tahun. Silakan simak pembahasan berikut.
Sebelumnya,
Bulan Muharram Termasuk Bulan Haram
Dalam agama ini, bulan Muharram (dikenal oleh orang Jawa
dengan bulan Suro), merupakan salah satu di antara empat bulan yang dinamakan
bulan haram. Lihatlah firman Allah Ta’ala berikut.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا
عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ
أَنْفُسَكُمْ
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua
belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka
janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At
Taubah: 36)
Ibnu Rajab mengatakan, ”Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak
penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar
di orbitnya. Allah pun menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan
matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari
dan juga rembulan. Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas
bulan sesuai dengan munculnya hilal. Satu tahun dalam syariat Islam dihitung
berdasarkan perputaran dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan
perputaran matahari sebagaimana yang dilakukan oleh Ahli Kitab.”[1]
Lalu apa saja empat bulan suci tersebut? Dari Abu Bakroh,
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ
خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا
أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ
وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah
menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di
antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu
Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang
terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.”[2]
Jadi empat bulan suci yang dimaksud adalah (1) Dzulqo’dah;
(2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab. Oleh karena itu bulan
Muharram termasuk bulan haram.
Di Balik Bulan Haram
Lalu kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan haram?
Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan, ”Dinamakan bulan haram karena
dua makna.
Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan.
Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.
Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan
perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya
bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan
amalan ketaatan.”[3]
Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk
melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan
puasa pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri mengatakan, ”Pada bulan-bulan haram,
aku sangat senang berpuasa di dalamnya.”
Ibnu ’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan
tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat
pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan
akan menuai pahala yang lebih banyak.”[4]
Bulan Muharram adalah Syahrullah (Bulan Allah)
Suri tauladan dan panutan kita, Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ
اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ
اللَّيْلِ
”Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah
puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling
utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.”[5]
Bulan Muharram betul-betul istimewa karena disebut
syahrullah yaitu bulan Allah, dengan disandarkan pada lafazh jalalah Allah.
Karena disandarkannya bulan ini pada lafazh jalalah Allah, inilah
yang menunjukkan keagungan dan keistimewaannya.[6]
Perkataan yang sangat bagus dari As Zamakhsyari, kami nukil
dari Faidhul Qodir (2/53), beliau rahimahullah mengatakan, ”Bulan
Muharram ini disebut syahrullah (bulan Allah), disandarkan pada lafazh jalalah ’Allah’
untuk menunjukkan mulia dan agungnya bulan tersebut, sebagaimana pula kita
menyebut ’Baitullah’ (rumah Allah) atau ’Alullah’ (keluarga Allah) ketika
menyebut Quraisy. Penyandaran yang khusus di sini dan tidak kita temui pada
bulan-bulan lainnya, ini menunjukkan adanya keutamaan pada bulan tersebut.
Bulan Muharram inilah yang menggunakan nama Islami. Nama bulan ini sebelumnya
adalah Shofar Al Awwal. Bulan lainnya masih menggunakan nama Jahiliyah,
sedangkan bulan inilah yang memakai nama islami dan disebut Muharram. Bulan ini
adalah seutama-utamanya bulan untuk berpuasa penuh setelah bulan Ramadhan.
Adapun melakukan puasa tathowwu’ (puasa sunnah) pada sebagian bulan,
maka itu masih lebih utama daripada melakukan puasa sunnah pada sebagian hari
seperti pada hari Arofah dan 10 Muharram. Inilah yang disebutkan oleh Ibnu
Rojab. Bulan Muharram memiliki keistimewaan demikian karena bulan ini adalah
bulan pertama dalam setahun dan pembuka tahun.”[7]
Al Hafizh Abul Fadhl Al ’Iroqiy mengatakan dalam Syarh
Tirmidzi, ”Apa hikmah bulan Muharram disebut dengan syahrullah (bulan Allah),
padahal semua bulan adalah milik Allah?”
Beliau rahimahullah menjawab, ”Disebut demikian karena di
bulan Muharram ini diharamkan pembunuhan. Juga bulan Muharram adalah bulan
pertama dalam setahun. Bulan ini disandarkan pada Allah (sehingga disebut
syahrullah atau bulan Allah, pen) untuk menunjukkan istimewanya bulan ini. Dan
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sendiri tidak pernah menyandarkan bulan lain
pada Allah Ta’ala kecuali bulan Allah (yaitu Muharram).[8]
Dengan melihat penjelasan Az Zamakhsyari dan Abul Fadhl Al
’Iroqiy di atas, jelaslah bahwa bulan Muharram adalah bulan yang sangat utama
dan istimewa
Dan jangan lupa KLIK-DISINI-UNTUK-MELIHAT-DOA-1-MUHARAM